|
Ribuan jamaah haji berbondong-bondong menuju tempat pelaksanaan wukuf |
Den Bagoez Sigit Pamuji -
Doa Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah 1435 H Serta Keutamaannya - Sebentar lagi, umat Islam seluruh dunia akan menyambut hari yang sangat
besar dalam bulan Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan istimewa
bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji.
Di dalam bulan Dzulhijjah tersebut ada hari Arafah. Hari
Arafah adalah hari pada saat umat Islam yang sedang berhaji melaksanakan
wukuf di Arafah. Hari ini memiliki keutamaan yang sangat besar dalam
Islam, baik bagi jama’ah Haji maupun umat Islam lainnya. Keutamaan
tersebut dapat diperoleh maksimal jika diusahakan dengan cara dan niat
yang benar. Keutamaan hari Arafah, kegiatan ibadah di hari tersebut dan
cara mendapat keutamaannya adalah beberapa keindahan dari berbagai
keindahan ajaran dalam agama Islam.
Di hari Arafah ini, umat Islam dari berbagai pelosok dunia untuk
melaksanakan inti ibadah haji yakni ibadah wukuf. Wukuf di Arafah
merupakan rukun inti dari ibadah haji.
Nah, bagi kita yang berada di tanah air dan belum berkesempatan untuk
melakukan ibadah haji, kita juga dapat melakukan ibadah lain yang nilai
pahalanya tak kalah jauh dengan wukuf di Arafah yakni dengan
melaksanakan Puasa Arafah.
Puasa Arafah adalah puasa yang hanya dilaksanakan pada hari Arafah
yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu hari pada saat jama’ah haji
melakukan wukuf di padang Arafah. Adapun hukumnya sendiri adalah Sunnah
Muakad, yakni sunnah yang sangat dianjurkan.
Meskipun sunnah, namun Puasa Arafah ini sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan bagi umat Islam di seluruh bumi, kecuali memang ada
halangan yang tak memungkinkan untuk melakukan ibadah shaum ini. Adapun
waktu pelaksanaannya adalah sama dengan Wukuf di Arafah (bagi yang
sedang beribadah Haji) yakni tanggal 9 Dzulhijjah.
Berikut adalah Niat Puasa Arafah
NAWAITU SAUMA ARAFAH SUNNATAN LILLAHI TA’ALAH
Artinya: Saya niat puasa Arafah , sunnah karena Allah ta’ala.
Nah, puasa Puasa Arafah ini memiliki keutamaan yang luar biasa
besarnya. Berikut adalah keutamaan dari puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah
ini.
- dapat menghapuskan dosa selama dua tahun
yakni satu tahun sebelumnya dan satu tahun ke depan. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits berikut:
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau
menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun
berikutnya.” (HR. Muslim)
- pembebasan dari api neraka. Sebagian ulama
menjelaskan bahwa pembebasan dari api neraka pada hari Arafah diberikan
Allah bukan hanya kepada jamaah haji yang sedang wukuf, melainkan juga
untuk kaum muslimin yang tidak sedang menjalankan haji. Terlimpahkannya
ampunan Allah terhadap dosa selama dua tahun melalui puasa Arafah sangat
terkait dengan keutamaan kedua ini.
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari
neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan
menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah
berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”(HR. Muslim)
- dikabulkan doa ketika puasa Arafah. Secara
umum doa orang yang berpuasa akan dikabulkan oleh Allah. Ditambah lagi
dengan keutamaan waktu hari Arafah yang merupakan sebaik-baik doa pada
waktu itu, maka semakin kuatlah keutamaan terkabulnya doa orang yang
berpuasa Arafah pada hari itu.
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah. Dan sebaik-baik
yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah
ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul
hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir (Tidak ada Ilah kecuali Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. MilikNyalah segala kerajaan dan
segala pujian, Allah Maha Menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi, hasan)
Adapun Ketetapan Pemerintah 9 Dzulhijjah 4 Oktober
Penetapan
Idul Adha antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi berbeda.
Potensi masalah yang bakal muncul adalah, pelaksanaan puasa Arafah (9
Zulhijah). Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat tidak
bingung dan konsisten jika merujuk pada ketetapan pemerintah.
Pemerintah
Indonesia melalui sidang isbat 24 September lalu menetapkan Idul Adha
2014 (10 Zulhijah) jatuh pada Minggu, 5 Oktober. Sehingga puasa Arafah
dilaksanakan pada Sabtu, 4 Oktober. Umumnya puasa Arafah ini dikenal
masyarakat sebagai ibadah yang berbarengan dengan kegiatan wukuf jamaah
haji di Arab Saudi.
Potensi masalah muncul ketika pemerintah
Saudi melalui ummul qura menetapkan Idul Adha 2014 jatuh pada Sabtu, 4
Oktober. Sedangkan wukuf di Padang Arafah dilaksanakan pada Jumat, 3
Oktober.
Itu artinya ketika masyarakat Indonesia, yang merujuk
keputusan pemerintah, menjalankan puasa Arafah pada Sabtu, 4 Oktober,
jamaah haji di Saudi sudah melaksanakan wukuf. Jadi tidak ada kecocokan
hari antara puasa Arafah versi pemerintah Indonesia dengan pelaksanaan
wukuf di Padang Arafah.
MUI mencoba menengahi potensi polemik
itu. Pimpinan MUI pusat Anwar Abbas mengatakan, patokan pelaksanaan
puasa Arafah itu adalah dilaksanakan pada 9 Zulhijah.
"Apakah
itu 9 Zulhijah-nya jatuh pada 3 Oktober atau 4 Oktober, mengacu pada
keputusan yang dipilih masyarakat masing-masing," jelas dia kemarin.
Ketika masyarakat berkeyakinan atau mengikuti keputusan pemerintah
bahwa Idul Adha (10 Zulhijah) jatuh pada Minggu, 5 Oktober, maka tetap
melaksanakan puasa Arafah pada Sabtu, 4 Oktober. Masyarakat tidak perlu
risau, meski pada 4 Oktober itu jamaah haji sudah selesai menjalankan
wukuf.
Dia menegaskan bahwa pelaksanaan puasa Arafah bukan
ibadah puasa yang mengacu pada pelaksanaan wukuf. Tetapi ibadah puasa
yang dilaksanakan setiap 9 Zulhijah. Abbas memberikan contoh ekstrim.
Misalnya di Makkah, khususnya di Arafah terjadi bencana alam besar
sampai-sampai wukuf tidak bisa dilaksanakan.
"Kalau itu
terjadi, apakah kita lantas tidak puasa Arafah? Ya kita tetap puasa
Arafah. Karena puasa Arafah tidak terkait dengan pelaksanaan wukuf,"
jelasnya.
Menurutnya tim ummul qura yang dibentuk pemerintah
Saudi itu juga merupakan kumpulan ulama. Sehingga, tidak menutup
perbedaan dalam menetapkan tanggal-tanggal hijriyah dengan negara
lainnya.
Anwar menuturkan di Indonesia ada tiga kelompok ormas
Islam yang berbeda-beda dalam menetapkan Idul Adha 2014. Pertama adalah
versi pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode imkanur
rukyat, menetapkan Idul Adha jatuh pada 5 Oktober.
Kemudian kelompok Muhammadiyah dan ormas lain yang menggunakan sistem hisab, menetapkan Idul Adha jatuh pada 4 Oktober.
Kemudian ada kelompok lain yang patokannya mengacu pada keputusan
pemerintah Saudi. Ketika pemerintah Saudi menetapkan Idul Adha jatuh
pada 4 Oktober, kelompok ini serta merta mengikutinya. "Misalnya
teman-teman di LDII atau Persis," katanya.
Terkait perbedaan
penetapan tanggal jatuhnya Idul Adha itu, Anwar meminta masyarakat tetap
menjaga toleransi. Baik itu NU, Muhammadiyah, maupun ormas-ormas Islam
lainnya sudah memiliki landasan keyakinan masing-masing.
Semoga kita semua termasuk golongan yang di ridhoi Nya dan selalu dalam lindungan Nya Aamiin ya robbal'alamiin..... semoga bermanfaat ^_^